Jumat, 23 Agustus 2013

Cara Download Lagu MP3 Dari Youtube




Cara Download Lagu MP3 Dari Youtube -Bingung,,?? dimana cara ngubah dari video youtube jadi lagu,,?? nah berikut ini caranya :

Langkah 1, Kunjungi youtube-mp3.org


Langkah 2, Kunjungi Youtube.com dan cari video lagu apa yang anda ingin download menjadi mp3, copy linknya (lihat gambar dibawah ini)



Langkah 3, Paste link yang anda copy di youtube-mp3.org seperti gambar dibawah ini, kemudian klik convert video.



Langkah 4, Setelah melakukan langkah ke 3, akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik Download untuk mendownload video lagu yang sudah menjadi mp3.


Langkah 5, Save as file yang anda dowload.

Demikianlah informasi
cara download video Youtube menjadi mp3,


Makasih telah berkunjung :)

Semoga SUKSES DOWNLOAD mp3 nya ... ^_^  semoga bermanfaat untuk anda :)

MACAM KARYA SASTRA

 Macam (genre) karya sastra yaitu prosa cerita, puisi, dan drama.

A. Karya Sastra Bentuk Prosa
            Karangan prosa ialah karangan yang bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni karya sastra yang bersifat imajinatif dan karya sastra yang bersifat nonimajinatif.
Macam Karya Sastra Bentuk Prosa
            Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi, ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.  Perbedaan prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah:
Prosa lama:
1. Cenderung bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan secara lambat.
2. Istanasentris ( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat feodal).
3. Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam khayal dan fantasi.
4. Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
5. Ceritanya sering bersifat anonim (tanpa nama)
6. Milik bersama
Prosa Baru:
1. Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat)
2. Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari)
3. Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan
4. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
5. Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas
6. Tertulis
Prosa lama 
            Prosa lama adalah karya sastra daerah yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia.  Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah:
a. Mite adalah dongeng yang banyak mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri. Contoh Nyi Roro Kidul
b. Legenda adalah dongeng yang dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang
c. Fabel adalah dongeng yang pelaku utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
d. Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
e. Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
f. Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam

Prosa Baru
            Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G. Fransis, Siti mariah karangan H. Moekti.
Berdasarkan isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:
1. Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam 
2. Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau  Ki hajar Dewantara.  
3. Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
4. Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
5. Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
6. Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
7. Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
8. Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk  suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
9. Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
10.Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif  atau sangat pribadi.

B. Puisi
            Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah
a. tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
b. amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
c. rima adalah persamaan-persamaan bunyi
d. ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
e. metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris
f. majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi
g. kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)
h. diksi adalah pilihan kata/ungkapan
i. tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.


Puisi lama

Ciri puisi lama:
1.  merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2.  disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3.  sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang termausk puisi lama adalah
1.  mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
2.  pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
3. karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
4. seloka adalah pantun berkait
5. gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
6. syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
7. talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
Puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1. balada adalah puisi berisi kisah/cerita
2. himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4. epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

C.   Drama/Film
            Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan aspek pementasan. Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario. Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur, perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting, busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara, penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain.
       
     Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa Yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama dimana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Unsur pembentuk drama

Drama dibentuk oleh dua unsur yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

1.       Unsur-unsur intrinsik teks drama
a. Definisi
Unsur intrinsik teks drama adalah unsur yang terdapat di dalam sebuah drama. Teks drama atau drama naskah disebut juga sastra lakon, sebagai salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna). Wujud fisik sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Dasar teks drama adalah konflik manusia yang digali dari kehidupan, konflik manusia itu biasanya terbangun oleh pertentangan antara tokoh-tokohnya. Dengan pertikaian itu muncullah drama aksi yang menjadi daya pikat suatu naskah drama ditentukan oleh kuatnya dramatik aksi ini.

Unsur –unsur intrinsik teks drama
Apabila menyebut istilah drama, maka kita berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu drama naskah dan drama pentas. Keduanya bersumber pada drama naskah. Oleh sebab itu pembicaraan tentang drama naskah merupakan dasar dari telaah drama. Berikut akan dibahas tentang naskah/teks drama yaitu pada 

unsur-unsur intrinsik teks drama yang meliputi plot, penokohan, dialog, tema, dan amanat.

1). Plot atau Kerangka Cerita
Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. konflik itu berkembang karena kontradiksi para pelaku. Sifat dua tokoh utama itu bertentangan, misalnya: kebaikan kontra kejahatan, tokoh sopan kontra tokoh brutal, tokoh pembela kebenaran kontra bandit, tokoh kesatria kontra penjahat, tokoh bermoral kontra tokoh tidak bermoral, dan sebagainya. Konflik itu semakin lama semakin meningkat untuk kemudian mencapai titik klimaks. Setelah klimaks akan menuju penyelesaian.

Jalinan konflik dalam plot itu biasanya meliputi hal-hal berikut ini.
a.   Protasis atau jalinan awal cerita.
b.   Epitasio
c.    Katarsis
d.    Catastrophe (aristoteles)
 Gustaf freytag memberikan unsur-unsur plot ini lebih lengkap, yang meliputi:
a.   Eksposition atau pelukisan awal cerita
b.   Komplikasi atau pertikaian awal
c.    Klimaks atau titik puncak cerita
d.    Resolusi atau penyelesaian atau falling Action
e.    Catastrophe atau denoument atau keputusan
Plot drama ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a.    Sirkuler, artinya cerita berkisar pada satu peristiwa saja.
b.    Linear, yaitu cerita bergerak secara berurutan dari A-Z
c.    Episodik, yaitu jalinan cerita itu terpisah kemudian bertemu pada akhir cerita.
Alfred N. Frieman (1975) merinci alur berdasarkan tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
a.   Alur peruntungan; terdiri atas alur gerak, alur pedih, alur tragis, alur penghukuman, alur sinis, alur sentimental, dan alur kekaguman.
b.  Alur penokohan; terdiri atas alur kedewasaan, alur perbaikan, dan alur pengujian.
c.  Alur pemikiran; terdiri atas alur pendidikan, alur pembuka rahasia, alur perasaan sayang, dan alur kekecewaan.

2). Penokohan dan perwatakan
Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh (drama personal) adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu. Dalam susunan tokoh itu, yang terlebih dahulu dijelaskan adalah nama, umur, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya itu. Penulis lakon sudah menggambarkan perwatakan tokoh-tokohnya.
Perwatakan tokoh itu akan menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping. Jenis dan warna dialog akan menggambarkan watak tokoh itu. Dalam wayang kulit atau wayang orang, tokoh-tokohnya sudah memiliki watak yang khas, yang didukung pula dengan gerak-gerik, suara, panjang pendeknya dialog, jenis kalimat dan ungkapan yang digunakan.
Klasifikasi tokoh

Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa seperti berikut ini:

a.     Berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, terdapat  tokoh-tokoh seperti di bawah ini:
a). Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada dua figur tokoh protagonis utama, yang dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
b). Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita, dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
c). Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis
b.                  Berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, maka terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a). Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon. Mereka merupakan proses perputaran lakon tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian. Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
b). Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
c). Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua lakon menampilkan kehadiran tokoh pembantu.

Perwatakan
   Perwatakan adalah karakter atau watak yang diberikan oleh pengarang kepada tokohPerwatakan para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (dimensional). Penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik, psikis, dan sosial (fisiologis, psikologis, dan sosiologis). Keadaan fisik biasanya dilukiskan paling dulu, baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak pemain dapat langsung pada dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga kita jumpai dalam catatan samping (catatan teknis).

a.  Keadaan fisik
  Yang termasuk keadaan fisik tokoh adalah: umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, suka senyum/cemberut, dan sebagainya.

b.  Keadaan psikis
      Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mentalitas, standart moral, temperamen, ambisi, kompleks psikologis yang dialami, keadaan yang emosinya, dan sebagainya.

c.   Keadaan sosiologis
Keadaan sosiologis tokoh meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi, dan sebagainya.

3). Dialog (percakapan)
                Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk percakapan atau dialog. Dalam penyusunan dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan yang ditulis oleh pengarang. Naskah drama adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas untuk diucapkan diatas panggung. Bayangan pentas diatas panggung merupakan  mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari, maka dialog yang ditulis juga mencerminkan pembicaraan sehari-hari.

Contoh dialog:
ANTIGONE  : “Astaga, apakah kini kataku!” “Ayah, apakah itu?”
OIDIPUS       : “Antigone, anakku, kenapa?”
ANTIGONE : “Seorang wanita menuju kemari, menunggang kuda”. “Itulah kuda dari Etnan”. “Wanita itu memakai topi, tepi lebar menudungi wajahnya”. “Itulah topi dari Thessali. Aku bimbang”. “Diakah ia atau bukan?” “Ya kini matanya bersinar gembira”. “Ia hampir tiba!” “ia memberi tanda”. “Sekarang nyatalah dia, Ismene! Ismene kita”.
OIDIPUS       : “apa?” “Apa katamu?”
ANTIGONE : “Itu dia!” “Putrimu dan saudaraku datang kemari.” Sebentar lagi akan terdengar suaranya.”


Masuk ISMENE
IMENE         : “Ayah!” “Antigone!” “Inilah kenyataan impian!    Semula sangat mencarimu.” “Kini setelah ketemu air mata mengaburkan pandangan.”
OIDIPUS      : “Kamukah itu, anakku?”
ISMENE       : “Ayahku!”
OIDIPUS      : “Jadi benar kamu?”
ISMENE       : “Sungguh sulit datang kemari.”
OIDIPUS      : “Peganglah tanganku.”
ISMENE        : “Satu tangan untuk ayahku.” “Satu tangan untuk saudaraku.”
OIDIPUS      : “Oh, kamulah anakku, dan juga saudaraku.”
ISMENE       : “Orang yang dimakan kutukan.”
OIDIPUS      : “Ya, ibumu dan aku.”
ISMENE       : “Aku, pihak ketiga pun sama-sama.”
OIDIPUS      : “Tetapi kenapa kau datang, anakku?”
ISMENE       : “Karena anda, ayahku!”
OIDIPUS      : “Karena rindu?”
ISMENE     : “Ya!” “Dan juga membawa berita bahwa mereka terlibat perkara!”
(Oedipus di kolonus: 25-26)
   
 Dialog di atas memenuhi dialog yang baik. Dalam dialog tersebut kita membayangkan   bahwa adegan drama dapat dilaksanakan. Disamping memiliki kemungkinan pentas, dialog yang baik juga memiliki nilai literer, artinya memiliki keindahan bahasa. Keindahan bahasa itu tidak boleh mengganggu makna yang terkandung dalam naskah, artinya walaupun indah tetap komunikatif. 

4). Setting/ landasan/tempat kejadian
Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Penentuan ini harus secara cermat sebab drama naskah harus juga memberikan kemungkinan untuk dipentaskan. Setting biasanya meliputi: tiga dimensi, yaitu: tempat, suasana, dan waktu.
Setting tempat tidak berdiri sendiri. Berhubungan dengan waktu dan ruang. Misalnya, tempat di Jawa, tahun berapa, di luar rumah atau di dalam rumah. Untuk cerita Diponegoro misalnya, tempatnya jelas di daerah istimewa Yogyakarta, pada tahun antara 1825-1830, tempatnya di desa, baik di dalam rumah maupun di medan gerilya. Dengan rumusan tersebut, kita dapat membayangkan tempat kejadian dengan hidup. Hal ini berhubungan dengan kostum, tata pentas, make up, dan perlengkapan lainnya jika drama ini dipentaskan. 
Setting waktu juga berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, pagi, sore, atau malam hari. Siang atau malam di desa dan di kota akan berbeda pula keadaannya. Dimana terjadinya? Di ruang sebuah keluarga modern yang kaya akan lain dari ruang keluarga tradisional yang miskin. Jadi, waktu juga harus disesuaikan dengan ruang dan tempat. Di depan telah disinggung bahwa waktu juga berarti zaman terjadi lakon itu.

5). Tema/ Nada Dasar Cerita
            Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premis dari drama tersebut yang berhubungan pula dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandangan yang dikemukakan oleh pengarangnya. Sudut pandangan ini sering dihubungkan dengan aliran yang dianut oleh pengarang tersebut.
           
  Tema merupakan “struktur dalam” dari sebuah karya sastra. Tema juga berhubungan dengan sudut pandang atau point of view; sudut darimana pengarang memandang dunia ini, apakah dari segi bahagia, duka, mengejek, mencemooh, harapan, ataukah kehidupan ini sama sekali tidak bermakna. Sudut pandang sering dihubungkan pula dengan sebagai apakah pengarang sebagai orang pertama atau ketiga, dalam drama, pengarang dapat berperan sebagai orang yang terlibat gagasannya dengan dialog drama, dapat pula hanya sebagai penyaji alternatif-alternatif. Drama-drama Rendra, dimana Rendra turut terlibat dalam lakon tersebut, kendatipun dia menyadur karya orang lain.

6). Amanat/ Pesan Pengarang
            Amanat yang hendak disampaikan pengarang  melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Seorang pengarang drama sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya itu. Pembaca cukup teliti akan dapat menangkap apa yang tersirat dibalik yang tersurat. Jika tema karya sastra berhubungan dengan arti (meaning) dari karya sastra itu, maka amanat berhubungan dengan makna (signifikan) dari karya itu. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap pembaca dapat berbeda-beda menafsirkan makna karya itu bagi dirinya, dan semuanya cenderung dibenarkan. Tema bersifat objektif. Ada drama yang bertema ketuhanan, perikemanusiaan, cinta, patriotisme, kritik sosial, renungan hidup, dan sebagainya. Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang perlu diberikan beberapa alternatif. Didalam menafsirkan amanat itu, kita dapat bersifat akomodatif.
  Amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati penikmat, jika drama itu dipentaskan. Amanat itu biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis. Jika meminjam istilah Horce dulce et utile, maka amanat itu menyorot pada masalah utile atau manfaat yang dapat di petik dari karya drama itu. Dalam keadaan demikian, karya yang jelek sekalipun akan memberi manfaat kepada kita, jika kita mampu memetik manfaatnya.
Cerita-cerita wayang yang diambil dari Mahabarata biasanya memberi amanat bahwa kebaikan pasti mengalahkan kejahatan. Demikian pula Ramayana. Jika ditelusuri lebih jauh, amanat kedua cerita itu berbeda, bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, disisi kebaikannya terdapat sisi kejahatan, dan diantara sisi kejahatan manusia, ada sisi baiknya. Dalam Ramayana, amanat semacam itu tidak kita jumpai.

2.2.1        Unsur ekstrinsik teks drama
Unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.

*Jenis drama*

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru  dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

            Seiring dengan perkembangan dunia sastra akhir-akhir ini mulai terjadi pembatasan yang tipis antara khayalan dan kenyataan. Oleh sebab itu mulai dibicarakan pembagian sastra yang lain. Dalamperkembangan sastra akhir-akhir ini, karya sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sastra imajinatif, dan (b) sastra non-imajinatif.

Sastra imajinatif mempunyai ciri
a. isinya bersifat khayali
b. menggunakan bahasa yang konotatif
c. memenuhi syarat-syarat estetika seni.

Sedangkan sastra non-imajinatif mempunyai ciri-ciri
a. isinya menekankan unsur faktual/faktanya.
b. Menggunakan bahasa yang cenderung denotatif.
c. Memenuhi unsur-unsur estetika seni.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesamaan antara sastra imajinatif dan non-imajinatif adalah masalah estetika seni. Unsur estetika seni meliputi keutuhan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), fokus/pusat penekanan suatu unsur (right emphasis). Sedangkan perbedaannya terletak pada isi dan bahasanya. Isi sastra imajinatif sepenuhnya bersifat khayal/fiktif, sedangkan isi sastra non-imajinantif didominasi oleh fakta-fakta. Bahasa sastra imajinatif cenderung konotatif, sedangkan bahasa sastra non-imajinatif cenderung denotatif. 

Bentuk karya sastra yang termasuk karya sastra imajinatif adalah
a. Puisi : 1. Epik 2. Lirik 3. dramatic
b. Prosa : 1. Fiksi (novel, cerpen, roman) dan 2. Drama (drama prosa, drama puisi)
Bentuk karya sastra yang termasuk sastra non-imajinatif adalah
a. Esai, yaitu karangan pendek tentang suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya.
b. Kritik, adalah analisis untuk menilai suatu karya seni atau karya sastra.
c. Biografi, adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
d. Otobiografi, adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri.
e. Sejarah, adalah cerita tentang zaman lampau suatu masyarakat berdasarkan sumber tertulis maupun tidak tertulis.
f. Memoar, adalah otobiografi tentang sebagian pengalaman hidup saja.
g. Catatan harian, adalah catataan seseorang tentang dirinya atau lingkungannya yang ditulis secara teratur.
SEMOGA BERMANFAAT DAN SUKSES SELALU YA.. ;) 

Selasa, 20 Agustus 2013

Lirik Salahkah Kita – RobinHood Feat Asmirandah


Bila waktu terus memanggil
Agar dua hati dapat menyatu
Bukan aku tak ingin cinta
Tapi aku takut menyakitimu
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati

Salahkah kita
Bukan maksud menduakanmu
Aku tak ingin mendustai hati (hatimu)
Aku juga mencintaimu
Ku menjauh hanya untuk berfikir
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati

Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
Bukan aku tak ingin cinta
Tapi aku takut menyakitimu
Dan kini aku jauh darimu
Ada yang hilang dari hatiku
Letih memandang wajah hari
Yang memanduku tuk mencarimu
Cinta tak dapat ditebak apa maunya hati

Salahkah kita
Hanya tak bisa dustai hati untuk mencinta
Salahkah kita
Hoo.. Cinta
Biarlah semua kini kita berpisah
Namun hati kita tetap menyatu
Ku sangat rindu ingin bertemu sampai
Tujuh purnama ku tetap menunggu

Bila waktu terus memanggil..

               selamat bernyanyi  *_*

      ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
                      

Senin, 19 Agustus 2013

Cara Memakai Jilbab Modern yang Simple, Praktis, dan Modis


Lightbulb Cara Memakai Jilbab Modern yang Simple, Praktis, dan Modis

Di zaman yang serba modern ini potensi pemakai jilbab dari tahun ke tahun semakan meningkat saja, di luar negripun sama, disana orang-orang barat menjadikan jilbab sebagai pelengkap fashion mereka. Bagi anda para perempuan yang suka memakai jilbab kini Bersasi akan memberikan info tentang Cara Memakai Jilbab Modern yang gaul tapi simpel untuk di kreasikan. Dengan hijab tutorial dibawah ini penampilan anda akan menjadi lebih modis dan cantik.

Memakai jilbab kini sudah menjadi trend model masa kini, fungsi jilbab atau kerudung ini selain untuk menutup aurat berguna juga sebagai pelengkap gaya hidup dan pakaian rambut andapun tidak akan terkena debu-debu kotor.


Maka kita langsung saja melihat
hijab tutorial cara memakai jilbab modern di bawah ini.

cara memakai jilbab modern
cara memakai jilbab pashmina
gambar cara memakai jilbab pashmina
cara memakai jilbab segi empat
cara pakai jilbab modern
gambar cara pakai jilbab modern
gambar cara pakai jilbab segi empat
hijab tutorial
Oke,,selamat mencoba..semoga bermanfaat untuk anda ^_^ GOOD LUCK ;)

Sabtu, 17 Agustus 2013

PARTISIPASI DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA

                 
Setiap warga Negara dituntut memiliki kemauan, kemampuan, dan komitmen untuk berpartisipasi dalam usaha pembelaan Negara. Usaha pembelaan Negara berkaitan denganupaya mempertahankan Negara dari ancaman dan gangguan. Oleh karena itu usaha pembelaan Negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga Negara.
Mempertahankan Negara merupakan salah satu fungsi Negara yang sangat penting dalam kaitannya dengan usaha pembelaan Negara.
Setiap Negara mesti menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak, yaitu 1) melaksanakan penertiban, 2) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, 3) fungsi pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, dan 4) menegakkan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
A. PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA


1. Pengertian Usaha Pembelaan Negara
Upaya membela Negara adalah semua warga Negara menjaga wilayahnya termasuk wilayah lingkungan sekitar dari gangguan-gangguan atau ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan Negara.
Dengan demikian, pengertian usaha pembelaan Negara tidak terbatas memanggul senjata, tetapi meliputi berbagai sikap dan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga Negara, misalnya dengan usaha untuk mewujudkan keamanan lingkungan, keamanan pangan, keamanan energy, keamanan ekonomi.

2. Usaha Pembelaan Negara Penting Dilakukan
Thomas Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya Negara yaitu “manusia merupakan seigala bagi manusia lainnya” (Homo Homini Lupus) dan “perang manusia lawan manusia” (Bellum Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak Negara, pasti tidak akan ada ketertiban, keamanan, dan keadilan.
Ada beberapa alas an mengapa usaha pembelaan Negara penting dilakukan oleh setiap warga Negara Indonesia, yaitu :
a. Untuk mempertahankan Negara dari berbagai ancaman
b. Untuk menjaga keutuhan wilayah Negara
c. Merupakan panggilan sejarah
d. Merupakan kewajiban setiap warga Negara

3. Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan Negara

Seorang ahli bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setisp negsrs, apapun ideologinya, menyelenggaran beberapa fungsi minimum, yaitu :
a. Fungsi penertiban. Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, msks Negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
b. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari Negara.
c. Fungsi pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan luar, sehingga Negara harus dilengakapi dengan alat-alat pertahanan.
d. Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

4. Unsur-unsur Negara

Menurut Konvensi Montevideo suatu Negara harus mempunyai unsure-unsur yang harus dipenuhi untuk dapat disebut sebagai Negara, yaitu :
a. Penduduk yang tetap
b. Wilayah tertentu
c. Pemerintah
d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan orang lain

Menurut Oppenheim-Lauterpacht, bahwa unsure-unsur pembentuk Negara, yaitu :

a. Harus ada rakyat
b. Harus daerah
c. Pemerintah yang berdaulat

Berkaitan dengan upaya pembelaan Negara, salah satu sasaran yang penting dan harus dibela oleh pemerintah dan setiap warga Negara.

Unsur penduduk merupakan unsure pendukung dalam penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara. Warga Negara memiliki peranan penting dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara serta keutuhan wilayah Negara dari bernagai ancaman yang dating dari dalam maupun dari luar.

5. Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Partisipasi warganegara dalam pembelaan Negara dapat dilihat dengan dibentukya berbagai organisasi rakyat untuk pembelaan Negara, seperti kelaskaran, barisan cadangan, pasukan gerilya desa, mobilisasi pelajar,organisasi keamana desa, organisasi perlawanan rakyat, dan pembentukan keamanan disekitar rumah. Hal ini menunjukan, bahwa keikutsertaan segenap warga Negara dalam pembelaan Negara merupakan panggilan sejarah yang wajib dilakukan oleh kita semua sebagai generasi penerus bangsa, sebagai pemilk Negara, dan sebagai bagian dari Negara.
Negara Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 agustus 1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan dan menegakan kemerdekaan, serta kedaulatan Negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


B. Bentuk-bentuk Usaha Pembelaan Negara

1. Bentuk Penyelenggaraan Usaha Pembelaan Negara
Menurut Pasal 9 ayat 2 UURI Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara, keikutsertaan warga Negara dalam usaha pembelaan Negara diselenggarakan melalui :
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau wajib
d. Pengabdian sesuai dengan profesi

Dengan demikian, pembinaan kesadaran bela Negara melalui pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan Negara. Pendidikan kewarganegaraan mendapat tugas untuk menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga Negara Indonesia.


2. Pengabdian sebagai prajurit TNI

Dalam usaha pembelaan Negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan Negara sangat penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk :
a. Mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah
b. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa
c. Melaksanakan operasi militer selain perang
d. Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional

Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan. Sedangkan ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.


Sedangkan apabila yang dihadapi ancaman non-militer, maka unsure utamanya adalah lembaga pemerintah diluar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsure-unsur lain dari kekuatan bangsa.


Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan Negara, serta keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.



Menurut penjelasan UURI no 3 tahun 2002, ancaman militer dapat berbentuk antara lain :

a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain terhadap kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain, baik menggunakan kapal maupun pesawat non komersial
c. Spionase yang dilakukan oleh Negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan objek vital nasional yang membahayakan keselamatan bangsa
e. Pemberontakan bersenjata

Dephan memperkirakan ancaman dan gangguan terhadap kepentingan pertahanan Negara Indonesia di masa mendatang, meliputi :

a. Terorisme internasional yang memilki jaringan lintas Negara dan timbul didalam negeri
b. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI terutama gerakan separatis bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia.
c. Aksi radiaklisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan agama serta ideology di luar pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan diluar negeri
d. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu loncatan ke Negara lain
e. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa

3. Pengabdian Sesuai Dengan Profesi

Yang dimaksud adalah pengabdian warga Negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan Negara termasuk dalam menanggulangi atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.

Dengan demikian, warga Negara yang berprofesi memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam upaya bela Negara sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Kelompok masyarakat yang mempunyai profesi seringkali berpartisipasi dalam menanggulangi dan membantu
masyarakat yang terkena musibah yan terjadi di Negara kita.

Sistem Ekskresi Manusia


Standar Kompetensi 1.  Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
1.1  Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Peta Konsep
Peta Konsep Sistem Ekskresi
Peta Konsep Sistem Ekskresi

Proses metabolisme tubuh meiputi proses menghasilakan energi dan zat yang berguna bagi tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi.
A. ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
1. Kulit
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Kulit Ari (Epidermis)
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum basal).
b. Kulit Jangat (Dermis)
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.
c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
Disamping berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.
Struktur Kulit Manusia

Struktur Kulit Manusia

2. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
Paru-paru
Paru-paru

3. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan.


Ginjal
Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).
Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman
Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.
Irisan Melintang Ginjal
Irisan Melintang Ginjal
Struktur Nefron
Struktur Nefron
Telah dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).

d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.
Proses Pembentukan Urin

4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah.


Hati
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
  • Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
  • Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
  • Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
  • Pembentukan  dan pengeluaran cairan empedu.
  • Menetralkan obat dan racun.
  • Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
B. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI

1. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.

2. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan pada badan malphigi.

3. Albuminaria
Albuminaria adalah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada membran glomerulus sebagai akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.

4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah radang organ-organ sistem urin karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urin yang mengalami pendarahan.

5. Bilirubinaria
Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.

6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam saluran ginjal, pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa ditemukan batu ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya batu ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi bakteri.

7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Salah satu penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban gagal ginjal.

8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.

9. Kistitis
Kistitis adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa. kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka mekanis.

10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan prednison, yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya nefrosis.

11. Polisistik
Polisistik bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.

12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor. Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam darah. Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.

13. Albino (bule)
Albino terjadi karena tidak adanya pigmen melanin pada lapisan granulosum.
Daftar Pustaka
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional